Kembali di
sore ini
Hujan turun
dengan derasnya
Seakan tau
hati berucap apa
Rintik-rintik
hujan menghunjam genting atap
Seakan-akan
ingin bermelodi mewujud membahasa puisi
Jarum jam
panjang terus berputar
Detiknya terus
berbunyi
Tetesan air
hujan bergelayut di kaca jendela
Berlari
berkejaran bersiap untuk menyapa tanah
Ku berdiri terdiam terpaku
Berarah pada
tatapan kosong
Semua memori-memori
tentangmu kembali hadir
Seakan-akan
menari di ingatanku
Tatapan mata
indah itu memberikan seribu makna yang berarti
Senyum tipis
bermekaran Edelweiss itu,
Membuatku
teduh saat memandangnya
Membuatku
tertunduk malu selepas menatapnya
Tetapi tetap
saja,
Rasanya tak
ingin melewatkan sedetik pun
Seperti
seluruh galaksi berada dalam genggamanku
Tingkah lakumu
yang selalu saja menghadirkan tawa
Seperti bunga
Azalea,
Terkesan mewah
namun aslinya sederhana
Tak ada
habisnya jika itu tentangmu
Inginku
bersekongkol dengan waktu
Ku pejamkan
mataku sejenak
Tak terasa air
mata mengalir tanpa bersua
Ku sadari ini hanya
stigmata rindu
Selalu datang
tak terundang
Tetaplah
rinduku disana
Aku ingin
selau merasakannya
Meskipun
terlalu jauh untuk ku dekap
Dan terlalu
nyata untuk ku jadikan halusinasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar